Kesaksian Aktivis Global Sumud Flotilla tentang Kekerasan di Tahanan Israel

  

Jakarta deraphukum.org — Sejumlah aktivis kemanusiaan dari Global Sumud Flotilla (GSF) mengungkapkan pengalaman memilukan selama berada dalam tahanan Israel setelah kapal mereka yang membawa bantuan ke Jalur Gaza dibajak militer negara tersebut.

Berdasarkan keterangan para aktivis yang telah dibebaskan dan dideportasi, mereka mengaku mengalami kekerasan fisik, penyiksaan, serta penelantaran medis selama ditahan di fasilitas penjara Israel.

Laporan Mengenai Penyiksaan dan Penelantaran Medis

Menurut kesaksian para aktivis, kondisi dalam tahanan sangat memprihatinkan. Mereka ditempatkan di sel penuh sesak dan sebagian terpaksa tidur di lantai dalam keadaan kotor dan tidak higienis.

Beberapa aktivis menyebut tangan mereka diikat dengan kabel plastik dan dipaksa berlutut selama berjam-jam tanpa diberi air minum. Mereka juga mengaku tidak diberikan obat-obatan penting seperti obat untuk tekanan darah tinggi, penyakit jantung, hingga perawatan kanker.

Seorang anggota tim kemanusiaan yang turut mendampingi para aktivis menyampaikan bahwa “beberapa peserta GSF ditutup matanya dan diborgol dalam waktu lama, sementara yang lain mengalami pemukulan dan luka di tangan akibat kekerasan aparat.”

Israel Bantah Lakukan Kekerasan

Pihak Kementerian Luar Negeri Israel membantah tuduhan penyiksaan tersebut. Dalam pernyataannya, pemerintah Israel menegaskan bahwa seluruh tahanan diperlakukan sesuai prosedur hukum dan memperoleh makanan, air, serta layanan medis yang memadai.

Namun, pernyataan ini berbeda dengan kesaksian para aktivis yang telah dibebaskan, yang menyebutkan bahwa mereka justru mengalami perlakuan kejam dan pelecehan selama masa penahanan.

Kesaksian Aktivis Internasional

Beberapa aktivis dari berbagai negara menceritakan perlakuan keras aparat Israel terhadap mereka, termasuk terhadap aktivis lingkungan Greta Thunberg, yang turut berada dalam kapal kemanusiaan tersebut.

Seorang jurnalis Turki yang ikut dalam rombongan mengatakan bahwa ia menyaksikan Thunberg diseret dan dipaksa mencium bendera Israel oleh tentara bersenjata. Kesaksian serupa disampaikan oleh aktivis asal Malaysia dan Amerika Serikat yang mengaku melihat Thunberg diperlakukan kasar dan dijadikan alat propaganda.

“Mereka memperlakukan kami seperti binatang. Tidak ada makanan, air bersih, maupun obat-obatan,” ujar salah satu aktivis yang tiba di Istanbul usai dideportasi dari Israel.

Jurnalis asal Italia juga mengonfirmasi perlakuan buruk terhadap Thunberg, menyebut bahwa aktivis muda itu “dihina, dililit dengan bendera Israel, dan dipertontonkan di hadapan para tahanan.”

Kondisi Tahanan dan Pengalaman Para Aktivis

Beberapa aktivis menggambarkan kondisi penjara yang suram, dengan tembok berlumuran darah dan coretan pesan dari tahanan sebelumnya. Seorang presenter televisi Turki menyebut bahwa mereka “dibiarkan kelaparan selama tiga hari dan terpaksa minum dari toilet karena tidak diberi air bersih.”

Aktivis asal Turki lainnya mengatakan bahwa pengalaman tersebut membuat mereka memahami penderitaan warga Gaza yang selama ini hidup dalam blokade dan kekerasan militer.

Konteks Kemanusiaan di Gaza

Aksi Global Sumud Flotilla merupakan upaya kemanusiaan internasional untuk mengirim bantuan ke Gaza di tengah blokade ketat Israel. Namun, seluruh kapal GSF dicegat dan dibajak ketika hampir mencapai wilayah pesisir Gaza.

Data terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza mencatat lebih dari 67 ribu warga Palestina tewas akibat agresi Israel, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

Posting Komentar

0 Komentar